Kamis, 26 April 2012

VISI-MISI PGDPRI


ANGGARAN DASAR
PERSATUAN GURU DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN REPUBLIK INDONESIA

BAB  I
VISI DAN MISI
Pasal 1
V i s i
Menjadi organisasi yang berpotensi meningkatkan mutu pendidikan diniyah dan pondok pesatren  guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berbasis sepiritual dan intelektual.
Pasal  2
M i s i
1.   Membina ukhuwah Islamiyah antara sesama guru diniyah dan Pondok Pesantren.
2.   Menciptakan terwujudnya kemaslahatan dan kesejahteraan anggota.
3.   Menyelenggarakan dan membina penataan manajemen diniyah dan pondok pesantren yang komper hensip.
4.   Membina sumberdaya insani anggota sehingga mampu berperan sebagai katalisator, motivator dan dinamisator dunia pendidikan.
5.   Menciptakan generasi islami yang mampu mengemban estafet kepemimpinan bangsa dan agama islam dengan dibekali aqidah islamiyah dan kesiapan iptek.

Pasal  3
Sifat
Organisasi profesi yang bersifat independent.

BAB  II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal  4
Organisasi ini bernama “PERSATUAN GURU DINIYAH  DAN PONDOK PESANTREN REPUBLIK INDONESIA” disingkat dengan PGDPRI.
Pasal  3
Sifat
Organisasi profesi yang bersifat independent.

BAB  II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal  4
Organisasi ini bernama “PERSATUAN GURU DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN REPUBLIK INDONESIA” disingkat dengan PGDPRI.

Pasal 5
W a k t u
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonsia didirikan di Jakarta pada hari Kamis, tanggal 16 (enambelas) Juni 2011 (duaribu sebelas) masehi bertepatan dengan tanggal 14 (empat belas) Rajab 1432 (seribu empatratus tiga puluh dua) Hijriyah.

Pasal  6
Tempat Kedudukan
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
BAB  III
AZAS DAN LAMBANG
Pasal  7
A z a s
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia Berazaskan Islam dan Pancasila.

Pasal  8
Lambang
Lambang Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia adalah gambar Padi dan Kapas; ditengah bagian atas gambar Bintang, ditengah-tengah gambar Kitab, dibawah Kitab gambar Pita yang bertuliskan PGDPRI.

BAB  IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal  9
Maksud dan Tujuan
1.   Memperkokoh ukhuwah islamiyah Guru Diniyah dan Pondok Pesantren di Indonesia.
2.   Membina anggota agar berakhlaqul karimah.
3.   Mewujudkan kemaslahatan anggota.
4.   Meningkatkan mutu pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren di Indonesia.
5.   Membantu pemerintah mencerdaskan bangsa.

Pasal  10
Usaha
1.   Untuk menciptakan maksud dan tujuannya, Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia melaksanakan berbagai usaha untuk menghidupi organisasi guna mensejahterakan anggota yaitu dalam bentuk amal usaha, program dan kegiatan lainnya yang bentuk dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
2.   Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program dan kegiatan adalah pengurus pusat.
BAB  V
KEANGGOTAAN
Pasal  11
Anggota serta Hak dan Kewajibannya.
1.   Keanggotan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia terdiri atas :
a.   Anggota Biasa ialah Guru Diniyah atau Guru Pondok Pesantren yang aktif bertugas mengajar di Pendidikan Diniyah atau Pondok Pesantren.
b.   Anggota Istimewa ialah perorangan yang pernah aktif sebagai Guru Diniyah atau Pondok Pesantren.
c.   Anggota Kehormatan ialah perorangan, beragama Islam dan berjasa terhadap Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia.
2.   Hak dan kewajiban serta peraturan lain tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB  VI
SUSUNAN DAN PENETAPAN ORGANISASI
Pasal  12
Susunan Organisasi

Susunan organisasi Persatuan Guru Diniyah Dan Pondok Pesantren Republik  Indonesia terdiri atas :
1.   Pengurus Pusat ialah Kesatuan Wilayah dalam Negara Republik Indonesia.
2.   Pengurus Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Provinsi.
3.   Pengurus Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kabupaten/ Kota.
4.   Pengurus Cabang ialah kesatuan Anggota dalam satu Kecamatan.

Pasal  13
Penetapan Organisasi
1.   Penetapan Wilayah dan ketentuan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
2.   Penetapan Daerah dan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pengurus Pusat setelah mendapat persetujuan Pengurus Wilayah.
3.   Penetapan cabang dan luas lingkungannya ditetapkan oleh Pengurus Wilayah setelah mendapat persetujuan Pengurus Daerah.

BAB  VII
P E N G U R U S
Pasal  14
Pengurus Pusat
1.   Pengurus Pusat ialah Pengurus tertinggi yang memimpin Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia secara keseluruhan.
2.   Pengurus Pusat terdiri atas sekurang-kurangnya sebelas orang.
3.   Ketua umum Pengurus Pusat dipilih dan ditetapkan oleh Muktamar.
4.   Pengurus Pusat apabila dipandang perlu dapat mengajukan penambahan anggotanya dalam rapat-rapat.
5.   Pengurus Pusat di wakili oleh Ketua Umum atau salah seorang Ketua bersama-sama Sekretaris Jendral atau salah seorang sekretaris guna mewakili Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia untuk tindakan hukum diluar dan didalam pengadilan.
Pasal  15
Pengurus Wilayah
1.   Pengurus Wilayah mengurusi Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam Wilayahnya serta melaksanakan kebijakan Pengurus Pusat.
2.   Pengurus Wilayah terdiri atas sekurang-kurangnya sembilan orang.
3.   Ketua Pengurus Wilayah dipilih oleh Musyawarah Wilayah (MUSWIL)
4.   Pengurus Wilayah apabila dipandang perlu dapat mengajukan penambahan anggotanya dalam rapat-rapat setelah mendapat persetujuan Pengurus Pusat.
5.   Pengurus Wilayah ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Pusat.

Pasal  16
Pengurus Daerah
1.   Pengurus Daerah mengurusi Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan pengurus setingkat diatasnya.
2.   Pengurus Daerah terdiri dari sekurang-kurangnya tujuh orang.
3.   Ketua Pengurus Daerah dipilih oleh Musyawarah Daerah MUSDA).
4.   Pengurus daerah apabila dipandang perlu dapat mengajukan penambahan anggotanya dalam rapat-rapat setelah mendapat persetujuan Pengurus Wilayah.
5.   Pengurus Daerah ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Wilayah.

Pasal  17
Pengurus Cabang
1.   Pengurus Cabang mengurusi Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam wilayahnya serta melaksanakan kebijakan pengurus setingkat diatasnya.
2.   Pengurus Cabang terdiri dari sekurang-kurangnya lima orang.
3.   Ketua Pengurus Cabang dipilih oleh Musyawarah Cabang (MUSCAB).
4.   Pengurus Cabang apabila dipandang perlu dapat mengajukan penambahan anggotanya dalam rapat-rapat setelah mendapat persetujuan Pengurus Daerah.
5.   Pengurus Cabang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Daerah.

Pasal  18
Pemilihan Pengurus
1.   Pembentukan dan Pemilihan pengurus pertama, dilaksanakan oleh Tim (mandataris)
2.   Anggota Pengurus terdiri atas anggota Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia.
3.   Syarat menjadi Pengurus dan pemilihannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal  19
Masa Jabatan Pengurus
1.   Masa jabatan Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang adalah lima tahun.
2.   Jabatan Ketua Umum Pengurus Pusat, Ketua Pengurus Wilayah, Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus Cabang masing-masing dapat dijabat oleh orang yang sama dua kali masa jabatan berturut-turut.
3.   Serah terima jabatan Pengurus Pusat dilakukan pada saat Muktamar telah menetapkan Ketua Umum Pengurus Pusat yang baru terpilih. Sedang serahterima jabatan Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang dilakukan setelah disyahkan oleh Pengurus diatasnya

Pasal  20
Ketentuan Luar Biasa
Dalam hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 14 sampai dengan pasal 19, Pengurus Pusat dapat mengambil ketetapan lain.

BAB  VIII
DEWAN PENASEHAT
Pasal  21
1.   Pengurus Pusat dapat mengangkat Dewan Penasehat.
2.   Ketentuan tentang Dewan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB  IX
UNSUR PEMBANTU PENGURUS
Pasal  22
Departemen dan Lembaga
1.   Unsur Pembantu Pengurus terdiri atas Departemen.
2.   Departemen adalah unsur Pembantu Pengurus yang menjalankan sebagian tugas pokok Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia.
3.   Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur Pembantu Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB  X
PERMUSYAWARATAN
Pasal  23
Muktamar
1.   Muktamar ialah permusyawaratan tertinggi dalam Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia yang diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pengurus Pusat.
2.   Peserta Muktamar terdiri atas :
a.   Pengurus Pusat.
b.   Pengurus Wilayah.
3.   Muktamar diadakan satu kali dalam lima tahun.
4.   Ketentuan tentang Muktamar diatur dalam Anggaran Rumar Tangga.

Pasal  24
1.   Muktmar luar biasa ialah Muktamar darurat disebabkan oleh karena adanya suatu keadaan yang dapat membahayakan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia atau kekosongan kepengurusan.
2.   Muktamar luar biasa diadakan oleh Pengurus Pusat atas keputusan dalam rapat-rapat.
3.   Muktamar luar biasa dapat diadakan berdasarkan usulan Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah Pengurus Wilayah yang ada.

Pasal  25
Munas
1.   Munas ialah musyawarah nasional dalam Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dibawah Muktamar, diselenggarkan oleh dan atas Pengurus Pusat.
2.   Peserta Munas terdiri atas :
a.   Pengurus Pusat.
b.   Ketua dan Sekretaris Pengurus Wilayah.
3.   Munas diadakan sekurang-kurangnya satu kali selama masa jabatan.
4.   Ketentuan tentang Munas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal  26
Musyawarah Wilayah
1.   Musyawarah Wilayah ialah permusyawaratan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam Wilayah diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pengurus Wilayah.
2.   Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas :
a.   Pengurus Wilayah.
b.   Ketua dan Sekretaris Pengurus Daerah.
3.   Musyawarah  Wilayah sekurang-kurangnya diadakan satu kali dalam masa jabatan.
4.   Ketentuan dalam Musyawarah Kerja Wilayah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal  27
Musyawarah Daerah
1.   Musyawarah Daerah ialah permusyawaratan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam Daerah, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pengurus Daerah.
2.   Peserta Musyawarah Daerah terdiri atas :
a.   Pengurus Daerah.
b.   Ketua dan Sekretaris Pengurus Cabang.
3.   Musyawarah Daerah diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu jabatan.
4.   Ketentuan dalam Musyawarah Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal  28
Musyawarah Cabang
1.   Musyawarah Cabang ialah permusyawaratan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam Cabang, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pengurus Cabang.
2.   Peserta Musyawarah Cabang terdiri atas :
a.   Pengurus Cabang.
b.   penguruh lembaga Diniyah dan Pondok Pesantren yang telah menjadi anggota Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia.
3.   Musyawarah Cabang diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam masa jabatan.
4.   Ketentuan dalam Musyawarah Kerja Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal  29
Musyawarah Pengurus
1.   Musyawarah Pengurus ialah Permusyawaratan dalam Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dan dilaksanakan oleh masing-masing tingkat pengurus yang kedudukannya dibawah Musyawarah masing masing tingkat pengurus yaitu Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah dan Musyawarah Cabang.
2.   Musyawarah Pengurus dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga tahun.
3.   Musyawarah Pengurus diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia masing-masing tingkat.
4.   Ketentuan tentang Musyawarah Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal  30
Keabsahan Musyawarah
Musyawarah tersebut dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 29 dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 50%+1 anggotanya yang telah diundang secara sah oleh Pengurus Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia masing-masing tingkat.

Pasal  31
Keputusan Musyawarah
Keputusan musyawarah tersebut diatas dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat tidak tercapai maka dilakukan pemungutan suara dengan suara terbanyak.

BAB  XI
MUSYAWARAH KERJA
Pasal  32
Musyawarah Kerja
1.   Musyawarah Kerja ialah Musyawarah yang diadakan untuk pembicaraan segala sesuatu yang menyangkut amal usaha, Program dan kegiatan Organisasi .
2.   Musyawarah Kerja dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam masa jabatan.
3.   Ketentuan tentang Musyawarah Kerja diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB  XII
KEUANGAN
Pasal  33
P e n g e r t i a n
Keuangan dan kekayaan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia adalah semua harta benda yang diperoleh dari sumber yang sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan pelaksanaan amal usaha, program dan kegiatan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia
Pasal  34
S u m b e r
Keuangan dan kekayaan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia diperoleh dari :
1.   Uang Pangkal, Iuran dan Bantuan.
2.   Hasil hak milik Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia
3.   Zakat, Infaq, Shadaqah, Waqaf, Wasiat dan Hibah.
4.   Usaha Perekonomian Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia.
5.   Sumber-sumber lain yang tidak mengikat.

Pasal  35
Pengelolaan dan Pengawasan
Ketentuan mengenai pengelolaan dan pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB  XIII
L A P O R A N
Pasal  36
Laporan
1.   Pengurus Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia membuat laporan perkembangan organisasi dan laporan pertanggung jawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan dalam Musyawarah di masing-masing tingkat.
2.   Ketentuan lain dalam laporan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.


BAB  XIV
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal  37
Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran Dasar.

BAB  XV
PEMBUBARAN
Pasal  38
Pembubaran
1.   Pembubaran Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia hanya dapat dilakukan dalam Muktamar Luar Biasa yang diselenggarakan khusus untuk keperluan itu melalui undangan khusus Pengurus Pusat.
2.   Muktamar Luar Biasa yang membicarakan tentang Pembubaran itu dihadiri sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah peserta muktamar luar biasa dari pengurus wilayah.
3.   Keputusan Pembubaran diambil sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah pengurus wilayah.
4.   Muktamar Luar Biasa memutuskan segala hak milik Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia diserahkan untuk kepentingan kemaslahatan umat Islam setelah Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dinyatakan Bubar.

BAB  XVI
P E R U B A H A N
Pasal  39
Perubahan Anggaran Dasar
1.   Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar dan atau Muktamar Luar Biasa.
2.   Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurng-kurangnya 50%+1 dari jumlah peserta Muktamar yang hadir.

BAB  XVII
P E N U T U P

Pasal  40
P e n u t u p
Anggaran Dasar ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar-1 Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia yang diselenggarakan pada , tanggal 16 (enambelas) Juni 2011 (duaribu sebelas) masehi bertepatan dengan tanggal 14 (empat belas) Rajab 1432 (seribu empatratus tiga puluh dua) Hijriyah., di Jakarta dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

ditetapkan        : Jakarta
pada tanggal    : 16 Juni 2011
14 Rajab 1432  H.

KETUA                                                         SEKRETARIS
Ttd                                                   Ttd




DRS. H. ABDULLAH SYAFI’I         MOH. SYAIFUDDIN ZUHRI, S. Pd.I.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar