ANGGARAN
DASAR
PERSATUAN GURU DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN REPUBLIK
INDONESIA
BAB I
VISI DAN MISI
Pasal 1
V i s i
Menjadi
organisasi yang berpotensi meningkatkan mutu pendidikan diniyah dan pondok
pesatren guna mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang berbasis sepiritual dan intelektual.
Pasal 2
M i s i
1. Membina ukhuwah Islamiyah antara sesama guru
diniyah dan Pondok Pesantren.
2. Menciptakan terwujudnya kemaslahatan dan
kesejahteraan anggota.
3. Menyelenggarakan dan membina penataan
manajemen diniyah dan pondok pesantren yang komper hensip.
4. Membina sumberdaya insani anggota sehingga
mampu berperan sebagai katalisator, motivator dan dinamisator dunia pendidikan.
5. Menciptakan generasi islami yang mampu
mengemban estafet kepemimpinan bangsa dan agama islam dengan dibekali aqidah
islamiyah dan kesiapan iptek.
Pasal 3
Sifat
Organisasi
profesi yang bersifat independent.
BAB II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
KEDUDUKAN
Pasal 4
Organisasi
ini bernama “PERSATUAN GURU DINIYAH DAN
PONDOK PESANTREN REPUBLIK INDONESIA ”
disingkat dengan PGDPRI.
Pasal 3
Sifat
Organisasi
profesi yang bersifat independent.
BAB II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
KEDUDUKAN
Pasal 4
Organisasi
ini bernama “PERSATUAN GURU DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN REPUBLIK INDONESIA ”
disingkat dengan PGDPRI.
Pasal 5
W a k t u
Persatuan
Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonsia didirikan di Jakarta pada
hari Kamis, tanggal 16 (enambelas) Juni 2011 (duaribu sebelas) masehi
bertepatan dengan tanggal 14 (empat belas) Rajab 1432 (seribu empatratus tiga
puluh dua) Hijriyah.
Pasal 6
Tempat Kedudukan
Persatuan
Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia
berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia .
BAB III
AZAS
DAN LAMBANG
Pasal 7
A z a s
Persatuan
Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia Berazaskan Islam dan
Pancasila.
Pasal 8
Lambang
Lambang
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia adalah gambar Padi dan
Kapas; ditengah bagian atas gambar Bintang, ditengah-tengah gambar Kitab,
dibawah Kitab gambar Pita yang bertuliskan PGDPRI.
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 9
Maksud dan Tujuan
1. Memperkokoh ukhuwah islamiyah Guru Diniyah dan
Pondok Pesantren di Indonesia.
2. Membina anggota agar berakhlaqul karimah.
3. Mewujudkan kemaslahatan anggota.
4. Meningkatkan mutu pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren di Indonesia.
5. Membantu pemerintah mencerdaskan bangsa.
Pasal 10
Usaha
1. Untuk menciptakan maksud dan tujuannya,
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia melaksanakan berbagai
usaha untuk menghidupi organisasi guna mensejahterakan anggota yaitu dalam
bentuk amal usaha, program dan kegiatan lainnya yang bentuk dan
penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal
usaha, program dan kegiatan adalah pengurus pusat.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Anggota serta Hak
dan Kewajibannya.
1. Keanggotan
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia terdiri atas :
a. Anggota Biasa ialah Guru Diniyah atau Guru Pondok Pesantren yang
aktif bertugas mengajar di Pendidikan Diniyah atau Pondok Pesantren.
b. Anggota Istimewa ialah perorangan yang pernah aktif sebagai Guru
Diniyah atau Pondok Pesantren.
c. Anggota Kehormatan ialah perorangan, beragama Islam dan berjasa
terhadap Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia atau
karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Persatuan Guru Diniyah dan
Pondok Pesantren Republik Indonesia.
2. Hak dan kewajiban serta peraturan lain tentang
keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VI
SUSUNAN DAN PENETAPAN
ORGANISASI
Pasal 12
Susunan Organisasi
Susunan
organisasi Persatuan Guru Diniyah Dan Pondok Pesantren Republik Indonesia terdiri atas :
1. Pengurus Pusat ialah Kesatuan Wilayah dalam
Negara Republik Indonesia .
2. Pengurus Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam
satu Provinsi.
3. Pengurus Daerah ialah kesatuan Cabang dalam
satu Kabupaten/ Kota .
4. Pengurus Cabang ialah kesatuan Anggota dalam
satu Kecamatan.
Pasal 13
Penetapan Organisasi
1. Penetapan Wilayah dan ketentuan luas
lingkungannya ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
2. Penetapan Daerah dan luas lingkungannya
ditetapkan oleh Pengurus Pusat setelah mendapat persetujuan Pengurus Wilayah.
3. Penetapan cabang dan luas lingkungannya
ditetapkan oleh Pengurus Wilayah setelah mendapat persetujuan Pengurus Daerah.
BAB VII
P E N G U R U S
Pasal 14
Pengurus Pusat
1. Pengurus Pusat ialah Pengurus tertinggi yang
memimpin Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia secara
keseluruhan.
2. Pengurus Pusat terdiri atas
sekurang-kurangnya sebelas orang.
3. Ketua umum Pengurus Pusat dipilih dan
ditetapkan oleh Muktamar.
4. Pengurus Pusat apabila dipandang perlu dapat
mengajukan penambahan anggotanya dalam rapat-rapat.
5. Pengurus Pusat di wakili oleh Ketua Umum atau
salah seorang Ketua bersama-sama Sekretaris Jendral atau salah seorang
sekretaris guna mewakili Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia untuk tindakan hukum diluar dan
didalam pengadilan.
Pasal 15
Pengurus Wilayah
1. Pengurus Wilayah mengurusi Persatuan Guru
Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia
dalam Wilayahnya serta melaksanakan kebijakan Pengurus Pusat.
2. Pengurus Wilayah terdiri atas
sekurang-kurangnya sembilan orang.
3. Ketua Pengurus Wilayah dipilih oleh Musyawarah
Wilayah (MUSWIL)
4. Pengurus Wilayah apabila dipandang perlu
dapat mengajukan penambahan anggotanya dalam rapat-rapat setelah mendapat
persetujuan Pengurus Pusat.
5. Pengurus Wilayah ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pengurus Pusat.
Pasal 16
Pengurus Daerah
1. Pengurus Daerah mengurusi Persatuan Guru
Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam wilayahnya serta
melaksanakan kebijakan pengurus setingkat diatasnya.
2. Pengurus Daerah terdiri dari
sekurang-kurangnya tujuh orang.
3. Ketua Pengurus Daerah dipilih oleh Musyawarah
Daerah MUSDA).
4. Pengurus daerah apabila dipandang perlu dapat
mengajukan penambahan anggotanya dalam rapat-rapat setelah mendapat persetujuan
Pengurus Wilayah.
5. Pengurus Daerah ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pengurus Wilayah.
Pasal 17
Pengurus Cabang
1. Pengurus Cabang mengurusi Persatuan Guru
Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam wilayahnya serta
melaksanakan kebijakan pengurus setingkat diatasnya.
2. Pengurus Cabang terdiri dari
sekurang-kurangnya lima
orang.
3. Ketua Pengurus Cabang dipilih oleh Musyawarah
Cabang (MUSCAB).
4. Pengurus Cabang apabila dipandang perlu dapat
mengajukan penambahan anggotanya dalam rapat-rapat setelah mendapat persetujuan
Pengurus Daerah.
5. Pengurus Cabang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pengurus Daerah.
Pasal 18
Pemilihan Pengurus
1. Pembentukan dan Pemilihan pengurus pertama,
dilaksanakan oleh Tim (mandataris)
2. Anggota Pengurus terdiri atas anggota
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia.
3. Syarat menjadi Pengurus dan pemilihannya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 19
Masa Jabatan Pengurus
1. Masa jabatan Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah,
Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang adalah lima tahun.
2. Jabatan Ketua Umum Pengurus Pusat, Ketua
Pengurus Wilayah, Ketua Pengurus Daerah, Ketua Pengurus Cabang masing-masing
dapat dijabat oleh orang yang sama dua kali masa jabatan berturut-turut.
3. Serah terima jabatan Pengurus Pusat dilakukan
pada saat Muktamar telah menetapkan Ketua Umum Pengurus Pusat yang baru
terpilih. Sedang serahterima jabatan Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah dan
Pengurus Cabang dilakukan setelah disyahkan oleh Pengurus diatasnya
Pasal 20
Ketentuan Luar Biasa
Dalam
hal-hal luar biasa yang terjadi berkenaan dengan ketentuan pada pasal 14 sampai
dengan pasal 19, Pengurus Pusat dapat mengambil ketetapan lain.
BAB VIII
DEWAN PENASEHAT
Pasal 21
1. Pengurus Pusat dapat mengangkat Dewan
Penasehat.
2. Ketentuan tentang Dewan Penasehat diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
UNSUR PEMBANTU PENGURUS
Pasal 22
Departemen dan Lembaga
1. Unsur Pembantu Pengurus terdiri atas
Departemen.
2. Departemen adalah unsur Pembantu Pengurus
yang menjalankan sebagian tugas pokok Persatuan Guru Diniyah dan Pondok
Pesantren Republik Indonesia.
3. Ketentuan tentang tugas dan pembentukan Unsur
Pembantu Pengurus diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
PERMUSYAWARATAN
Pasal 23
Muktamar
1. Muktamar ialah permusyawaratan tertinggi
dalam Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia yang
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pengurus Pusat.
2. Peserta Muktamar terdiri atas :
a. Pengurus Pusat.
b. Pengurus Wilayah.
3. Muktamar
diadakan satu kali dalam lima tahun.
4. Ketentuan tentang Muktamar diatur dalam
Anggaran Rumar Tangga.
Pasal 24
1. Muktmar luar biasa ialah Muktamar darurat
disebabkan oleh karena adanya suatu keadaan yang dapat membahayakan Persatuan
Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia atau kekosongan
kepengurusan.
2. Muktamar luar biasa diadakan oleh Pengurus
Pusat atas keputusan dalam rapat-rapat.
3. Muktamar luar biasa dapat diadakan
berdasarkan usulan Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah
Pengurus Wilayah yang ada.
Pasal 25
Munas
1. Munas ialah musyawarah nasional dalam
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dibawah
Muktamar, diselenggarkan oleh dan atas Pengurus Pusat.
2. Peserta Munas terdiri atas :
a. Pengurus Pusat.
b. Ketua dan Sekretaris Pengurus Wilayah.
3. Munas diadakan sekurang-kurangnya satu kali
selama masa jabatan.
4. Ketentuan tentang Munas diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 26
Musyawarah Wilayah
1. Musyawarah Wilayah ialah permusyawaratan
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam Wilayah diselenggarakan
oleh dan atas tanggung jawab Pengurus Wilayah.
2. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri atas :
a. Pengurus Wilayah.
b. Ketua dan Sekretaris Pengurus Daerah.
3. Musyawarah Wilayah sekurang-kurangnya diadakan satu kali
dalam masa jabatan.
4. Ketentuan dalam Musyawarah Kerja Wilayah
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 27
Musyawarah Daerah
1. Musyawarah Daerah ialah permusyawaratan
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam Daerah,
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pengurus Daerah.
2. Peserta Musyawarah Daerah terdiri atas :
a. Pengurus Daerah.
b. Ketua dan Sekretaris
Pengurus Cabang.
3. Musyawarah Daerah diadakan sekurang-kurangnya
satu kali dalam satu jabatan.
4. Ketentuan dalam Musyawarah Daerah diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 28
Musyawarah Cabang
1. Musyawarah Cabang ialah permusyawaratan
Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dalam Cabang,
diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pengurus Cabang.
2. Peserta Musyawarah Cabang terdiri atas :
a. Pengurus Cabang.
b. penguruh lembaga Diniyah dan Pondok Pesantren yang telah menjadi
anggota Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia .
3. Musyawarah Cabang diadakan sekurang-kurangnya
satu kali dalam masa jabatan.
4. Ketentuan dalam Musyawarah Kerja Cabang
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 29
Musyawarah Pengurus
1. Musyawarah Pengurus ialah Permusyawaratan
dalam Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia dan
dilaksanakan oleh masing-masing tingkat pengurus yang kedudukannya dibawah
Musyawarah masing masing tingkat pengurus yaitu Musyawarah Wilayah, Musyawarah
Daerah dan Musyawarah Cabang.
2. Musyawarah Pengurus dilaksanakan sekurang-kurangnya
satu kali dalam tiga tahun.
3. Musyawarah Pengurus diselenggarakan oleh dan
atas tanggung jawab Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia
masing-masing tingkat.
4. Ketentuan tentang Musyawarah Pengurus diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 30
Keabsahan Musyawarah
Musyawarah
tersebut dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 29 dinyatakan sah apabila dihadiri
oleh 50%+1 anggotanya yang telah diundang secara sah oleh Pengurus Persatuan
Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia masing-masing tingkat.
Pasal 31
Keputusan
Musyawarah
Keputusan
musyawarah tersebut diatas dengan cara mufakat. Apabila keputusan secara mufakat
tidak tercapai maka dilakukan pemungutan suara dengan suara terbanyak.
BAB XI
MUSYAWARAH
KERJA
Pasal 32
Musyawarah Kerja
1. Musyawarah Kerja ialah Musyawarah yang
diadakan untuk pembicaraan segala sesuatu yang menyangkut amal usaha, Program
dan kegiatan Organisasi .
2. Musyawarah Kerja dilaksanakan
sekurang-kurangnya satu kali dalam masa jabatan.
3. Ketentuan tentang Musyawarah Kerja diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 33
P e n g e r t i a n
Keuangan
dan kekayaan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia adalah semua harta benda yang
diperoleh dari sumber yang sah dan halal serta digunakan untuk kepentingan
pelaksanaan amal usaha, program dan kegiatan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok
Pesantren Republik Indonesia
Pasal 34
S u m b e r
Keuangan
dan kekayaan Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia
diperoleh dari :
1. Uang Pangkal, Iuran dan Bantuan.
2. Hasil hak milik Persatuan Guru Diniyah dan
Pondok Pesantren Republik Indonesia
3. Zakat, Infaq, Shadaqah, Waqaf, Wasiat dan
Hibah.
4. Usaha Perekonomian Persatuan Guru Diniyah dan
Pondok Pesantren Republik Indonesia .
5. Sumber-sumber lain yang tidak mengikat.
Pasal 35
Pengelolaan dan Pengawasan
Ketentuan
mengenai pengelolaan dan pengawasan keuangan dan kekayaan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB XIII
L A P O R A N
Pasal 36
Laporan
1. Pengurus Persatuan Guru Diniyah dan Pondok
Pesantren Republik Indonesia membuat laporan perkembangan organisasi dan
laporan pertanggung jawaban keuangan serta kekayaan, disampaikan dalam
Musyawarah di masing-masing tingkat.
2. Ketentuan lain dalam laporan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIV
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 37
Anggaran Rumah Tangga
Anggaran
Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur dalam Anggaran
Dasar.
BAB XV
PEMBUBARAN
Pasal 38
Pembubaran
1. Pembubaran Persatuan Guru Diniyah dan Pondok
Pesantren Republik Indonesia
hanya dapat dilakukan dalam Muktamar Luar Biasa yang diselenggarakan khusus
untuk keperluan itu melalui undangan khusus Pengurus Pusat.
2. Muktamar Luar Biasa yang membicarakan tentang
Pembubaran itu dihadiri sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah peserta muktamar
luar biasa dari pengurus wilayah.
3. Keputusan Pembubaran diambil
sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah pengurus wilayah.
4. Muktamar Luar Biasa memutuskan segala hak
milik Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren Republik Indonesia diserahkan untuk kepentingan
kemaslahatan umat Islam setelah Persatuan Guru Diniyah dan Pondok Pesantren
Republik Indonesia
dinyatakan Bubar.
BAB XVI
P E R U B A H A N
Pasal 39
Perubahan Anggaran Dasar
1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar
dan atau Muktamar Luar Biasa.
2. Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah
apabila diputuskan oleh sekurng-kurangnya 50%+1 dari jumlah peserta Muktamar
yang hadir.
BAB XVII
P E N U T U P
Pasal 40
P e n u t u p
Anggaran
Dasar ini telah disahkan dan ditetapkan oleh Muktamar-1 Persatuan Guru Diniyah dan
Pondok Pesantren Republik Indonesia yang diselenggarakan pada , tanggal 16 (enambelas)
Juni 2011 (duaribu sebelas) masehi bertepatan dengan tanggal 14 (empat belas) Rajab
1432 (seribu empatratus tiga puluh dua) Hijriyah., di Jakarta dan berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
ditetapkan : Jakarta
pada
tanggal : 16 Juni 2011
14 Rajab 1432 H.
KETUA SEKRETARIS
Ttd Ttd
DRS. H. ABDULLAH SYAFI’I MOH. SYAIFUDDIN ZUHRI, S. Pd.I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar